Way of Life | Soer Official Blog®

Salah satu hal yang penting dalam kehidupan masyarakat muslim adalah menyebarkan salam. Karena dengannya akan tumbuh rasa saling cinta di antara mereka, biarpun tidak saling mengenal.
Betapa banyak kita temui anjuran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita untuk menyebarkan salam. Sebagaimana disampaikan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
“Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada enam.” Beliau pun ditanya, “Apa saja, ya Rasulullah?” Jawab beliau, “Jika engkau bertemu dengannya, ucapkan salam kepadanya. Jika dia memanggilmu, penuhi panggilannya. Jika dia meminta nasihat kepadamu, berikan nasihat kepadanya. Jika dia bersin lalu memuji Allah, doakanlah dia1. Jika dia sakit, jenguklah dia; dan jika dia meninggal, iringkanlah jenazahnya.” (HR. Al-Bukhari no. 1240 dan Muslim no. 2162) Read the rest of this entry »

بسم الله الرحمن الرحيم

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas –radiyallahu ‘anhu- dia berkata, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa salam- bersabda, “Ketika malam aku di isra’kan aku mencium bau yang sangat wangi, aku bertanya, “Wahai Jibril, bau apakah ini?” Jibril menjawab, ‘Ketika ia menyisir rambut anak putri Fir’aun tiba-tiba sisirnya jatuh kemudian wanita itu mengambilnya dengan membaca Bismillah. Anak putri Fir’aun itu berkata, “Hai, dengan nama bapakku.” Wanita tukang sisir menjawab, “Tidak, Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu demikian juga Tuhan ayahmu.” Anak putri Fir’aun bertanya, “Kalau begitu kamu punya Tuhan selain ayahku?” Wanita tukang sisir itu menjawab “Ya”. Anak [utri Fir’aun berkata, “Akan aku laporkan pada ayahku.” Wanita tukang sisir menjawab, “Silahkan!.

Kemudian anak putri Fir’aun memberitahukan kejadian ini kepada ayahnya dan akhirnya wanita tukang sisir dipanggil Fir’aun, dia bertanya, Read the rest of this entry »

Seorang temanku dalam keadaan marah sekali berkata kepada istrinya: “Aku ceraikan engkau!” sebanyak tiga kali, sebab temanku ini curiga kepada istrinya ketika ditinggalnya pergi. Dan ketika itu juga ia berkata kepada istrinya: :”Jika engkau masih cinta kepadaku maka kembalilah kepadaku!” Sementara si istri yang juga temanku sudah terlanjur marah namun ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya, apakah talak telah jatuh atas dirinya ataukah tidak. Mohon jawaban dan penjelasannya. Read the rest of this entry »

Kalian tahu tanah yang subur? Jika hujan turun di atasnya, maka air hujan akan meresap ke dalam tanah. Sebagian sampai ke sungai-sungai bawah tanah, dan sebagian lagi masih berada di lapisan atas. Lalu apa yang terjadi kemudian? Jika dibiarkan, maka kemungkinan aka nada rerumputan yang tumbuh di atasnya. Apalagi jika kita taburkan benih tanaman, kita bisa bercocok tanam, tapi asal itu tanah kalian bukan tanah orang lain.

Ada juga tanah yang keras. Seolah-olah batu karang yang di tengah lautan pindah di situ. Jika kita ingin membajaknya, kita harus memakai alat-alat berat. Bayangkan lagi hujan turun di sana, apa yang terjadi? Mungkin kita bisa memisalkannya dengan aspal jalanan Indonesia yang bergelombang tak rata. Bagaimana jika hujan turun? Tentunya air akan menggenang di setiap cekungan jalanan. Hati-hati jika melewati genangan di jalan, karena bisa jadi di dalamnya adalah lubang yang dalam. Read the rest of this entry »


Pernahkah kalian mendengar cerita tentang seorang Bapak dan anaknya yang hendak menjual keledai mereka di pasar? Ketika berangkat sang Bapak mengendarai keledai sedangkan si anak menuntun keledai tersebut. Di tengah jalan, ada orang yang berkomentar,”Bapak ini kejam sekali, masa’ anaknya disuruh berjalan sedangkan dia enak menunggang keledai.” Mendengar itu sang Bapakpun turun dan menyuruh si anak menunggangi keledai itu.

Terus berjalan, tiba-tiba ada orang lain yang berkomentar,”Dasar anak durhaka, bagaimana bisa dia enak-enakan di atas keledai sedangkan Bapaknya berjalan.” Bapak dan anak itupun saling memandang , akhirnya sang Bapak ikut menaiki keledai bersama si anak. Dan merekapun melanjutkan perjalanan menuju pasar.

“Kejam sekali Bapak dan anak ini, seekor keledai ditumpangi oleh mereka berdua sekaligus?” Tiba-tiba ada orang lain yang berkomentar. Sambil menghela nafas, akhirnya mereka berdua turun dan bersama menuntun keledai itu. Sepertinya kondisi sudah aman terkendali pikir mereka. Tak akan ada lagi yang akan mengatakan sang Bapak kejam pada anaknya atau si anak durhaka pada Bapaknya atau malah mereka kejam terhadap keledai.

Tapi nampaknya cerita mereka tak cukup sampai di situ. Kembali lagi ada yang berkomentar,”Dasar keluarga bodoh, punya keledai tapi tak ada satupun dari mereka yang menungganginya.” Sang Bapakpun sejenak berhenti lalu berkata,” Keinginan manusia adalah hal yang tak akan bisa terpenuhi.” Dan merekapun melanjutkan perjalanan menuju pasar tanpa menghiraukan omongan orang lagi.

Suatu hal yang nampak, sidik jari kita, memliki kontur yang unik tanpa ada satupun orang lain di dunia ini yang menyamainya. Apalagi cara berpikir dan kepribadian kita. Seperti cerita di atas, masing-masing orang memiliki pendapat masing-masing ketika melihat sebuah permasalahan. Setiap manusia memiliki sudut pandang masing-masing dalam hidup mereka. Begitupun kita, memiliki kepribadian dan pemikiran yang berbeda dari setiap manusia di muka bumi ini.

Berapa banyak jumlah manusia di bumi ini sekarang? Tak hanya dalam hitungan ratusan atau ribuan, tapi jumlahnya sudah mencapai milyaran. Artinya ada milyaran kemungkinan sudut pandang dalam melihat sesuatu. Bayangkan jika kita selalu peduli dengan pendapat mereka, kapankah sang Bapak dan anak akan sampai di pasar? Entahlah, mungkin mereka lebih memilih untuk menjual keledai mereka di rumah daripada di pasar.

Bayangkan jika itu terjadi pada hidup kita. Sebuah perjalanan yang lebih jauh lagi daripada sekedar antara rumah dan pasar. Jika setiap omongan orang dan penilaian mereka pada diri kita selalu kita ikuti, entah kapan kita akan sampai pada jati diri kita. Kita mungkin tak hanya menjadi sebutir telur di ujung tanduk, tapi di ujung jarum.

Tapi walaupun demikian, bukan berarti semua omongan orang pada kita salah, pasti ada di antaranya yang benar. Untuk menjadi seseorang, yang kita butuhkan adalah mengikuti kebenaran bukan orang. Omongan seseorang dinilai dengan kebenaran dan bukan sebaliknya. Dan untuk sampai di tujuan hidup kita yang kita perlukan adalah mengikuti kebenaran itu, siapapun yang mengatakannya, dimanapun kita menemukannya dan kapapun kita mendapatkannya.

Maka jadilah dirimu sendiri. Seseorang yang selalu mengikuti kebenaran.

Diambil dari newsfeednya temen: RIsem Farhan

”online

Bookmark and Share

Menghitung hari

May 2024
S S M T W T F
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031

RSS Unknown Feed

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

Makasih

  • 6,743 pukulan

Info kamu

IP

soer08 yang laen

soer

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 40 other subscribers